Menu

Tiga Jalan untuk Menangani Situasi yang Tidak Menyenangkan

Navigasi cepat
1. Taati dan Carilah Kehendak Tuhan
2. Renungkan Ketidakmurnian dalam Iman Kita kepada Tuhan
3. Belajar Mengalami Pekerjaan Tuhan

Dalam kehidupan nyata, kita sering menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti kemunduran dalam pekerjaan, kritikan dari atasan, pertengkaran dengan pasangan, bencana yang tiba-tiba di rumah, atau hubungan sesama yang buruk.

Ketika dihadapkan pada hal-hal seperti itu, kita sering mengeluh dan berkata, "Ya Tuhan, aku percaya kepada-Mu dan berkorban serta membayar harga untuk-Mu. Jadi mengapa Engkau tidak melindungi aku dan keluargaku?"

Alkitab berkata, "Dan kita tahu, bahwa segala sesuatu bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan, ..." (Roma 8:28). Sebenarnya, Tuhan membiarkan lingkungan seperti itu menimpa kita bukan untuk membuat kita menderita, tetapi untuk membangun kita. Itu tergantung pada apakah kita mampu mengalaminya. Aku pernah mengeluh tentang Tuhan karena penyakit ibuku, tetapi melalui persekutuan saudara-saudari gereja, aku tahu bagaimana mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Selanjutnya, aku ingin bersekutu tentang tiga jalur yang telah kurangkum; berharap tiga jalur ini dapat membantu Anda.

1. Taati dan Carilah Kehendak Tuhan

Firman Tuhan berkata, "Misalnya: sesuatu terjadi yang mengharuskanmu menanggung penderitaan, pada saat seperti itulah engkau harus memahami apa kehendak Tuhan, dan bagaimana harus memperhatikan kehendak-Nya. Engkau tidak boleh memuaskan dirimu sendiri: kesampingkan dirimu terlebih dahulu. Tidak ada yang lebih hina daripada kedagingan. Engkau harus berusaha memuaskan Tuhan, dan engkau harus memenuhi tugasmu. Dengan pemikiran seperti itu, Tuhan akan memberimu pencerahan khusus dalam masalah ini, dan hatimu pun akan menemukan penghiburan."

Firman Tuhan memberitahu kita bahwa ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan kita, pertama-tama kita harus menenangkan diri di hadapan Tuhan dan mencari kehendak-Nya. Ini adalah satu-satunya cara Tuhan akan mencerahkan dan membimbing kita, dan memungkinkan kita untuk memahami kehendak-Nya dengan jelas dan memiliki jalan ke depan. Pada saat yang sama, ini dapat mencegah kita dari mengeluh, menyalahkan Tuhan, dan menyinggung watak Tuhan.

Misalnya, ketika Ayub menghadapi kejadian yang tidak menyenangkan—harta miliknya dicuri, anak-anaknya menemui ajalnya, dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan bisul yang menyakitkan—walaupun dia tidak mengerti kehendak Tuhan, dia bisa taat dengan hati yang takut akan Tuhan. Dia tidak berdosa dengan bibirnya, tetapi malah bersujud di tanah untuk mencari. Kemudian dia menyadari bahwa hal-hal yang menimpanya bukanlah kebetulan, tetapi pekerjaan Tuhan yang menimpanya. Menyadari hal ini, ia berkata dari lubuk hatinya, "Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh" (Ayub 1:21). Dia selalu menapaki jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Pada akhirnya, ia memberikan kesaksian yang bergema bagi Tuhan, membebaskan diri dari belenggu Iblis, dan memperoleh berkat yang berlipat ganda dari Tuhan.

Pengalaman Ayub membantu kita memahami bahwa ketika menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan kita, kita harus menenangkan diri dan mencari kehendak Tuhan. Hanya dengan cara ini kita dapat memastikan bahwa kita tidak berdosa dengan mulut dan dapat menerima pencerahan Tuhan serta memiliki iman untuk bersaksi.

Beberapa waktu yang lalu, saudara perempuanku yang di China daratan mengatakan kepadaku sambil menangis bahwa ibu kami sakit parah dan sedang menerima perawatan darurat. Awalnya, aku tidak khawatir, berpikir bahwa karena ibuku percaya pada Tuhan, Tuhan akan melindunginya. Namun, ketika aku menerima fotonya dari saudara perempuanku dan melihat ibuku terbaring di ranjang rumah sakit, lemah dan pucat, aku menjadi sangat khawatir dia akan meninggalkan kami, dan aku mulai mengeluh tentang Tuhan. Di samping itu, aku tidak lagi berkorban untuk Tuhan, juga tidak ingin datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa. Roku tenggelam dan aku hidup dalam kesakitan serta kegelapan.

Kemudian, melalui peringatan dan bantuan saudara perempuan gerejaku, aku datang ke hadapan Tuhan untuk mencari dan berdoa: "Ya Tuhan, ibuku sakit parah. aku cukup khawatir dan sedih, sehingga aku mulai menyalahkan Engkau. Aku melihat pertumbuhan yang terlalu kecil, aku tidak tahu pelajaran apa yang harus aku petik dari situasi ini, tetapi aku percaya ada kehendak baik-Mu. Aku bersedia untuk tunduk. Kiranya Engkau mencerahkan dan membimbing aku." Setelah berdoa dengan cara ini, hati aku berangsur-angsur menjadi tenang.

2. Renungkan Ketidakmurnian dalam Iman Kita kepada Tuhan

Tuhan berfirman: "Engkau adalah makhluk ciptaan—engkau tentu saja harus menyembah Tuhan dan mengejar kehidupan yang bermakna. Jika engkau semua tidak menyembah Tuhan tetapi hidup dalam dagingmu yang kotor, lalu bukankah engkau hanyalah binatang buas yang mengenakan pakaian manusia? Karena engkau adalah manusia, engkau harus mengorbankan dirimu bagi Tuhan dan menanggung semua penderitaan! Engkau harus dengan senang hati dan tanpa ragu-ragu menerima sedikit penderitaan yang engkau alami sekarang dan menjalani kehidupan yang bermakna, seperti Ayub dan Petrus."

"Kebanyakan orang percaya kepada Tuhan demi mendapatkan kedamaian dan keuntungan lainnya. Jika tidak menguntungkan bagimu, engkau tidak percaya kepada Tuhan, dan jika engkau tidak dapat menerima kasih karunia Tuhan, engkau merajuk. Bagaimana bisa apa yang telah kaukatakan adalah tingkat pertumbuhan sejatimu? Dalam hal peristiwa keluarga yang tak terhindarkan seperti anak-anak jatuh sakit, orang terkasih harus diopname, hasil panen buruk, penganiayaan oleh anggota keluarga, bahkan masalah-masalah yang sering terjadi setiap hari ini terlalu berat bagimu. Ketika hal-hal seperti itu terjadi, engkau menjadi panik, tidak tahu harus berbuat apa—dan sering kali, engkau mengeluh tentang Tuhan. Engkau mengeluh bahwa firman Tuhan mengelabuimu, bahwa pekerjaan Tuhan telah mengolok-olok dirimu. Bukankah engkau semua memiliki pemikiran seperti itu?"

Kita manusia diciptakan oleh Tuhan. Memiliki iman, menyembah Tuhan dan berkorban untuk-Nya adalah benar dan pantas, dan kita harus percaya dan menyembah Dia tidak peduli apakah Dia memberkati dan melindungi kita—hanya ini yang disebut sebagai makhluk ciptaan yang memiliki hati nurani dan akal. Namun, setelah kita dirusak oleh Iblis, kita semua hidup dengan logika dan hukum Iblis, "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri." Dan itu telah membuat kita menjadi sangat egois dan mementingkan diri sendiri. Bahkan kepercayaan kita kepada Tuhan, serta meninggalkan dan mengorbankan diri untuk-Nya, adalah demi membuat kesepakatan dengan-Nya. Kita berpikir bahwa karena kita menyibukkan diri dan berkorban untuk Tuhan, Dia harus memberkati kita dan memastikan semuanya berjalan lancar bagi kita. Pikirkanlah: Ketika tidak ada hal yang tidak menyenangkan terjadi pada kita, kita semua penuh dengan iman kepada Tuhan dan rela mengorbankan apapun serta mengorbankan segalanya untuk pekerjaan Tuhan. Tetapi ketika kita menghadapi kejadian yang tidak menyenangkan, seperti orang tua atau anak kita jatuh sakit, dan masalah dalam bisnis, kita menjadi negatif dan lemah, menyalahkan dan salah memahami Tuhan, dan kehilangan iman. Ini menunjukkan bahwa sudut pandang dan motif dalam iman kita kepada Tuhan tidak benar. Ketika kita sampai pada kesadaran ini, kita akan tahu bahwa maksud Tuhan adalah untuk menyucikan dan menyempurnakan kita dan kemudian kita tidak akan menyalahkan Tuhan.

Aku juga merenungkan bagaimana aku menyalahkan Tuhan karena penyakit ibuku, dan menyadari bahwa kepercayaan dan pengorbananku untuk Tuhan mengandung motif dan tujuanku sendiri. Aku ingin menukar beberapa pengorbanan kecil untuk berkat Tuhan yang besar. Ini adalah melakukan transaksi dengan Tuhan. Itulah sebabnya aku mengeluh tentang Tuhan ketika ibuku jatuh sakit. Tanpa diungkapkan oleh lingkungan ini, aku akan tetap menganggap diriku setia kepada Tuhan, aku melihat bahwa Tuhan telah mengizinkan lingkungan ini menimpa aku untuk menyucikan dan mengubahku. Tetapi aku tidak mengerti maksud baik Tuhan dan bahkan menyalahkan-Nya—itu benar-benar sangat salah.

Ketika aku merenungkan diri sampai menyadari hal ini, aku benar-benar merasakan bahwa kasih Tuhan yang besar tersembunyi di balik situasi yang tidak menyenangkan ini, dan hatiku penuh dengan rasa syukur kepada Tuhan.

3. Belajar Mengalami Pekerjaan Tuhan

Dikatakan dalam Khotbah dan Persekutuan: "Banyak masalah dengan umat manusia, seperti kerusakan, gagasan, dan imajinasi mereka, hanya dapat diselesaikan setelah menanggung penderitaan. Tanpa penderitaan, tidak ada perubahan, jadi penderitaan itu perlu. Oleh karena itu, metode Tuhan untuk menyelamatkan manusia dengan melakukan penghakiman dan hajaran, pemangkasan dan penanganan, dan pencobaan dan pemurnian untuk menyelesaikan kerusakan umat manusia. Berdasarkan keadaan sebenarnya dari umat manusia yang rusak; dan itu tidak diputuskan oleh siapa pun. Dari pengalaman bertahun-tahun kami percaya kepada Tuhan, kami dapat memverifikasi: Agar umat manusia yang sangat rusak untuk mencapai keselamatan, mereka harus mengalami pemangkasan dan penanganan, penghakiman dan hajaran Tuhan, dan berbagai pencobaan dan pemurnian. Ketiga hal ini adalah cara utama Tuhan menyelamatkan umat manusia; masing-masing sangat diperlukan."

Dikatakan dalam Alkitab, "Dan Aku akan membawa bagian ketiga itu melewati api, dan akan memurnikan mereka seperti perak dimurnikan, dan akan mengujinya seperti emas diuji: mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan mendengar mereka: Aku akan berkata, Ini adalah umat-Ku: dan mereka akan berkata, Yahweh adalah Tuhanku" (Zakharia 13:9).

Sebenarnya, kesengsaraan adalah salah satu cara Tuhan menyelamatkan kita. Ketika tidak ada yang terjadi pada kita, kita semua penuh iman kepada Tuhan, memiliki banyak pengetahuan tentang firman Tuhan, dan menganggap bahwa diri kita adalah orang yang paling setia dan paling taat kepada Tuhan. Tetapi ketika menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan, kita menjadi negatif dan lemah serta mengeluh tentang Tuhan. Ini menunjukkan bahwa kita tidak memiliki kebenaran sebagai hidup kita, memiliki terlalu sedikit iman dan memiliki banyak watak yang rusak. Jika Tuhan tidak mengatur berbagai lingkungan yang sulit untuk mengungkapkan kita, dan jika kita hidup terus-menerus dalam lingkungan yang nyaman dan menikmati kasih karunia serta berkat Tuhan, maka kita tidak akan jelas tentang seberapa besar pertumbuhan iman kita, juga tidak akan mengenali kerusakan kita. Jadi, Tuhan harus menggunakan lingkungan yang sulit untuk memurnikan dan mengubah kita, seperti besi yang harus ditempa berulang kali untuk diubah menjadi baja berkualitas.

Oleh karena itu, ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, kita harus berfokus untuk mengalami pekerjaan Tuhan dan mengenali berbagai watak kita yang rusak serta pandangan kita yang salah tentang iman. Hanya dengan cara ini kita dapat menuai hasil dalam kepercayaan kita kepada Tuhan dan memiliki kemajuan dalam hidup.

Misalnya, ibuku sakit, di satu sisi, mengungkapkan bahwa keinginanku untuk mendapatkan berkat melalui iman terlalu kuat; di sisi lain, itu mengungkapkan bahwa kepercayaanku kepada Tuhan terlalu sedikit—aku takut ibuku akan meninggalkan kami dan tidak percaya bahwa penyakitnya ada di tangan Tuhan.

Setelah itu, aku berdoa kepada Tuhan dan mempercayakan ibuku ke tangan Tuhan. Secara bertahap, keadaanku membaik dan rohku juga mendapatkan kelepasan dan kebebasan, aku juga menulis kepada ibuku dan menyuruhnya untuk berdoa, mengandalkan Tuhan dan memetik pelajaran dari penyakitnya. Terima kasih Tuhan! Ketika aku benar-benar datang ke hadapan Tuhan dan bersedia untuk menaati pengaturan Tuhan terlepas dari kondisi ibuku, beberapa hari kemudian ibuku pulang dari rumah sakit dan berangsur-angsur pulih.

Melalui pengalaman ini, aku menyadari bahwa ketika kita dihadapkan dengan lingkungan yang sulit, selama kita datang ke hadapan Tuhan dengan hati yang murni, mencari kehendak Tuhan dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan, kita akan dapat hidup dengan bebas dan merdeka.

Ketika menghadapi lingkungan yang buruk, coba Anda melakukan sesuai dengan tiga jalur ini. Aku percaya Anda juga bisa mendapatkan bimbingan Tuhan, berjalan keluar dari situasi yang tidak menyenangkan ini dan menuai beberapa hasil. Kiranya Tuhan memberkatimu, Amin!

Tinggalkan komentar